Bicara soal kartini, semua orang tahu sosok
beliau. Ia adalah salah satu tokoh nasional dimana ia mewujudkan impiannya
untuk menyuarakan emansipasi bagi seluruh kaum perempuan di Indonesia. Bagi
bangsa Indonesia, ia adalah pahlawan meski tidak terjun langsung menghadapi
kaum pejajah. Namun faktanya pada zaman itu, beliau adalah satu-satunya
perempuan yang berani melawan penjajah yang telah membelenggu perempuan dari
kebodohan dan tidak mempunyai kebebasan dalam mendapatkan haknya.
Perjuangannya banyak memberikan inspirasi
bagi seluruh wanita di Indonesia. Banyak cara yang dilakukan dalam memperingati
hari kartini seperti melestarikan kebaya, batik, dan kain tenun sebagai busana yang
dapat digunakan sehari-hari. Selain itu, pastinya peringatan hari Kartini juga
dimaknai dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai oleh seluruh perempuan di
Indonesia, dimana perempuan juga bisa beraktualisasi dan memberikan kontribusi
nyata dalam setiap aspek kehidupan.
Perempuan
Indonesia kini dapat berbangga diri karena kemampuan untuk dapat
mengaktualisasikan dirinya telah disejajarkan dengan laki-laki. Dimana terbukti
dengan banyaknya “kartini” di zaman moderen yang telah berhasil memiliki karir yang cemerlang dalam dunia kerja.
Akan tetapi,
seiring majunya perkembangan di zaman moderen sekarang. Tak bisa dihindari
mulai terjadinya pergeseran pola pikir tentang “kaum perempuan sejajar dengan
kaum laki-laki”. Hal ini terbukti banyaknya perempuan yang sibuk dengan urusan
yang tak harusnya wajib untuk dikerjakan sampai melalaikan akan tugas
sejatinya. Contohnya saja banyak perempuan berambisi memiliki karir yang
cermelang, jabatan tinggi, atau pendapatan yang jumlahnya banyak di dunia
kerja. Ada juga yang sampai harus meninggalkan keluarganya untuk bekerja di
luar negeri dengan harapan mampu mengubah kondisi menjadi jauh lebih baik. Tetapi itu semua tidaklah mudah, sesampai
disana mereka mengalami diskriminasi, ada yang upahnya tidak digaji atau sampai
harus menerima siksa dari majikannya. Padahal banyak yang mereka korbankan. Mereka
melalaikan kewajibannya sebagai ibu yang harusnya mendidik, merawat, dan
mengasuh anaknya di rumah atau tidak mengurus suaminya dan sebagainya.
Ada yang
bilang seorang perempuan mampu sukses di dalam urusan keluarga dan karir secara
serempak, nyatanya fakta itu bohong. Kembali lagi semua itu harus ada yang
namanya pengorbanan. Banyak diantara mereka beralasan bahwa karir itu sangat lah
utama dan tidak zamannya lagi wanita itu tidak bekerja. Apalagi mereka yang
telah menempuh pendidikan yang tinggi merasa sia-sia saja jika ujung-ujungnya
hanya menjadi seorang ibu rumah tangga. Lalu, kaum perempuan yang memilih
bekerja di luar negeri merasa itu harus dilakukan guna kelangsungan hidup.
Ditambah lagi sistem ekonomi yang berlaku sekarang sifatnya kapitalisme.
Sesungguhnya tanpa disadari mereka
melupakan hal yang begitu amat penting. Nyatanya memilih untuk menjadi seorang
Ibu rumah tangga bukan lah hal yang buruk. Sebab pastinya mereka dapat fokus
mendidik, merawat, dan mengasuh anaknya sehingga mampu menghasilkan generasi
yang cemerlang dan berkualitas. Kalaupun nyatanya mereka hanya menjadi ibu
rumah tangga, ilmu yang telah didapatkan bisa diterapkan dalam kehidupan
keluarganya. Sebab tidak ada pengetahuan dan pendidikan itu sia-sia karena
semuanya pasti ada manfaat. Lalu, banyak hal yang bisa dikerjakan tanpa harus
mengorbankan kebahagiaan keluarga. Sebab Allah memberikan kesulitan tentunya
diiringi kemudahan. Jika mau berusaha dan bekerja keras, insya allah akan
dipermudahkan segala urusan oleh-Nya. Kenyataanya Allah menurunkan banyak
rezeki bagi hambany-Nya, tinggal bagaimana cara hambany-Nya lah menggapai
rezeki tersebut.
Kemudian, sering wanita lupa betapa
berharga dirinya karena dalam ajaran islam,
wanita itu sungguh sangat dimuliakan. Contohnya saja wanita yang bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,
tanpa disadari setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan seluruh
makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan jika ia meninggal dunia karena melahirkan
adalah syahid dan surga menantinya. Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga
melalui pintu surga yang mana saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja,
yaitu: shalat 5 waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya dan
menjaga kehormatannya dan masih banyak hal lainnya. Subhanallah Maha Besar
Allah atas segala kebesaran-Nya.
Oleh sebab itu,
tak peduli seberapa jauh berkembangnya zaman moderen akan pola pikir tentang “kaum perempuan sejajar dengan kaum
laki-laki”. Harus tetap berpegang teguh
dengan ajaran islam yang tercantum pada Al-quran dan hadits. Supaya kaum
perempuan tidak melupakan kewajibannya sesuai kodrat. Sejatinya “tidak ada yang
namanya kesetaraan gender, sebab perempuan lebih mulia dibandingkan laki-laki”.
Komentar
Posting Komentar